Jumat, 19 Oktober 2007
si adik kecil berambut ikal
"dik, tempat wudhunya dimana ya?" tanyaku
"disana" jawab singkat si adik kecil ..adik cewek, mungkin berumur sekitar 3 tahunan.. sambil menunjuk lorong sebelah kiri bangunan itu.
sesaat aku sempat ragu dan balik badan, soalnya aku lihat ada tulisan "tempat wudhu akhwat", kan gaswat kalau salah masuk kamar.
"lha.. si adik kecil tadi kan cewek, jangan-jangan ditunjukin tempat wudhu cewek" pikirku, aku lihat dan tengak-tengok kiri kanan ga ada orang lain buatku bertanya, akhirnya kuputuskan mengikuti saran si adik kecil. e.. ternyata tempat wudhu ikhwan-akhwat emang bersebelahan, cuma tulisan "tempat wudhu pria" udah luntur n ga kelihatan dari jauh.
cepat-cepat aku ambil air wudhu terus buru-buru naik ke masjid yang berada di lantai 2 ..maklum udah masbuq... tiba-tiba saat lagi sholat terlintas kembali tanya jawab singkatku sama si adik kecil tadi ..aku juga ga tahu, seringkali walau lagi sholat pikiran ini mengembara entah kemana, astaghfirullah.. susah benar sholat dengan khusyu'... dan aku menyesal.. aku belum sempat kasih ucapan terima kasih atas pertlongan si adik kecil.. mungkin juga aku lupa walau hanya untuk sekedar tersenyum sebagai ungkapan terima kasihku..
walau aku tahu dia telah memudahkan jalanku untuk sowan pada-Nya, kenapa aku sampai lupa ucapkan terima kasih? bahkan aku sempat meragukan jawabannya.. atau karena dia hanya si adik kecil?? sedangkan saat aku nyasar waktu mau ke kosan teman di limo .. kebayoran lama.. atau saat aku tak tahu jalan mana yang menuju parung ..dari pondok labu.. pasti tak lupa kuucapkan terima kasih pada bapak-bapak yang kasih tahu jalan.
aku lupa kalau janganlah melihat dari mulut siapa omongan itu keluar tapi dengarlah omongan apa yang keluar dari si mulut. tua muda.. gede kecil... miskin kaya.. cowok cewek.. itu hanya tampak lahirnya saja, kelapangan hati dan jalan pikiran manusia siapa yang tahu..
kadang memang kita harus belajar dari seorang adik kecil.. pada hati yang masih murni dan sewajarnya, mungkin juga si adik kecil lebih tulus, hatinya masih polos dan murni, dia tak peduli aku kasih ucapan terima kasih atau tidak, dia hanya tahu "dia ditanya maka dia akan menjawab" tentunya sebisa dia ..tak kurang dan tak lebih.. tapi coba jika aku tak kasih ucapan terima kasih pada si bapak yang menunjukkan jalan menuju limo atau parung, mungkin dalam batinnya mengumpat, "dasar anak ga tahu terima kasih".
karena orang dewasa kadang telah kehilangan kelembutan hati dan lebih memilih jalan yang hanya akan membekukan hati (like me??)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar