Jumat, 28 September 2007

ramadhan-ku...


ramadhan oh ramadhan..
kemana perginya niatku dulu.. kemana juga larinya komitmenku dulu.. dan terbang entah kemana akupun tak tahu..

ramadhan oh ramadhan..
aku ingin baca qur'an banyak-banyak di ramadhan kali ini.. apa lacur.. surah ali-imran pun aku belum game-over..
aku ingin perbanyak dzikir dan mengingat-Mu.. apa lacur.. mulut dan hati ini begitu kering dari asma-Mu...
aku ingin sering-sering menghadap dalam sujud khusyukku.. apa lacur.. sholat maghribpun sering bergeser ke waktu isya'.. dan tarawihpun tak sempat lagi aku amalkan..dan malam yang sunyipun hanya aku isi dengan mendengkur..

waktu kadang terasa begitu sempit dan begitu cepat.. 15 hari lagi lebaran menjelang.. dan 15 hari telah berlalu, hilang dengan sia-sia tanpa aku isi dengan ibadah kepada-Mu

duh gusti.. kulo nyuwun egenging pangapunten.. semoga niat dan komitmen bukan hanya menjadi kekonyolan belaka

Kamis, 27 September 2007

seandainya aku bisa bicara...


aku ingin begini .. aku ingin begitu.. ingin ini.. ingin itu.. banyak sekali.. semua.. semua.. semua dapat dikabulkan.. dapat dikabulkan dengan *********

kalo selama ini aku begitu rewel dan begitu banyak ngoceh tolong dimaafkan.. dan kalo selama ini aku terlalu banyak ingin harap dimaklumi.. dan jika aku terlalu sering menyusahkanmu, kumohon kelapangan hatimu untuk mema'afkanku..

sebenarnya, kalo aku boleh bicara jujur..
bukan materi yang aku ingin, bukan harta benda dalam bentuk uang atau sekedar barang berharga.. bagiku materi yang telah aku miliki sudah lebih dari cukup, aku masih bisa makan kenyang, aku bisa pakai pakaian yang pantas.. dan sejatinya aku juga tidak kekurangan dalam hal sandang, pangan, dan papan.. "saat ini bukan materi yang aku ingin" ..aku masih lebih beruntung dari jutaan atau bahkan milyaran manusia di dunia ini..
dan kalo aku bisa dan bolehbicara jujur lagi..
bukan pekerjaan atau jabatan "wah" yang aku ingin, bagiku pekerjaanku saat ini sudah cukup, aku kurang butuh gengsi pekerjaan yang mentereng dengan gaji gede.. "saat ini bagi sudah cukup pekerjaan yang kuemban saat ini.." .. aku masih lebih beruntung dari milyaran manusia tanpa pekerjaan di dunia ini..
dan kembali kalo aku boleh bicara..
tentang cinta dan kasih?? aku telah memiliki dan menemukannya.. telah kumiliki sebuah keluarga yang penuh cinta dan kasih yang murni, ayah dan ibu yang begitu tulus menemani dan menyokongku saat aku jatu.. dan bagiku saat ini telah kutemukan seorang wanita tempat aku mencurahkan kasih dan perhatianku.. "saat ini aku tak perlu dan tak ingin berpaling dari curahan kasih sayang dan kepada siapa aku curahkan kasih sayangku" .. aku masih jauh lebih beruntung dari manusia-manusia yang tak punya keluarga, hidup tanpa kasih sayang dan hidup tanpa tahu harus kemana mencurahkan pengertian dan kasih di hati..

"aku ridlo dengan semua itu.. bukan harta, bukan materi, bukan kedudukan dan juga bukan tentang kemana kucari dan kucurahkan kasih sayang di hati ini.." selalu kupanjatkan syukur alhamdulilah atas segala karunia dan kebahagiaan dalam kehidupanku ini, aku telah di beri kesempatan mengecap kebahagiaan dan anugrah Allah yang bahkan banyak manusia tak mampu dan tak sanggup memimpikannya..

seandainya aku sanggup bercerita.. dan seandainya pula aku sanggup sanggup bicara jujur padamu sahabat.. tak ingin hanya kupendam besarnya rasa ingin hanya dalam diam dan sujud.. hanya kupendam dan kudendangkan pada sunyi dan dingin.. dan tak ingin pula hanya kualunkan tangisan ini untuk malam yang sepi dan pada hembusan rindu sang maruta

kuberjalan berjalan di dalam kesunyian.. kutertawa di dalam kesedihan.. kutak mau seorangpun tahu.. biarlah kuderita sendiri..

semoga aku sanggup bertahan dalam ikhlas.. belajar menerima kenyataan.. dan kembali berjuang untuk hidup yang sayang untuk diisi dengan kesedihan dan keperihan.. berani menghadapi hidup dengan segala kenyataan dan konsekuensinya.. selalu memahami emosi hati serta berpikir positif dan jernih.. dan lapangkan hati untuk setiap bahagia, derita atau sakit hati.. selalu belajar memahami hidup dan membuka hati untuk sebuah maaf..

selalu kubutuhkan pengertianmu sahabat..


sisihkan waktu untuk "merenung" IV

(renungan kerlip redup sinar rembulan)

beku hatiku..
mengapa beku hatiku..
tiada kasih pelipur laraku..
aku tak tahu mengapa beku hatiku..
kumenunggu tiada tentu..

sebuah penggalan bait dari sebuah alunan nada yang didendangkan tony koeswoyo, yang diiringi petikan senar sang adik yok dan yon, serta sang drummer murry. seakan mengalunkan kesunyian menemani hatiku malam itu.. aku tak tahu.. semula semua berjalan seperti biasa, hanya yang agak beda perjalanan sore itu aku merasa badan agak ga enak.. kepala rasanya berat banget.. (mungkin tadi di kantor kebanyakan tidur..). dan tentu saja sore itu aku pulang agak telat.. setengah 6 aku baru mulai menghidupkan si merah yang habis aku steam-in, jalan antasari terasa ga jauh beda dengan biasanya.. masih agak macet.. tapi begitu masuk si matupang.. welhadhalah.. lha kok kosong melompong.. sore mulai merayap petang, dan kegelapan perlahan menyelimuti dunia di hadapanku.. aku tak peduli.. kumanfaatkan kesempatan langka ini, perempatan trakindo, perempatan deptan, jalan layang si matupang, aku libas.. haha.. puas..

e.e.. e.... ga taunya, macetnya pindah di perempatan menjelang pasar rebo, lha nek ngene yo podo wae.. merayap bin merambat super lambat hehe.. masuk jalan raya bogor jalanan mulai gelap (maklum salah beli helm..), dan kembali tak seperti biasa, jalanan lumayan kosong.. kosong dan terkesan sepi itu ternyata merayap pelan dan perlahan turut menyelimuti hati dan perasaanku..

siluet demi siluet kenangan, bayangan dan khayalan datang menyapa sepinya petang hatiku.. dan tak seperti biasanya dimana aku masih sanggup bertahan.. petang ini.. kelam dan gelapnya kenangan, pahit dan getirnya bayangan serta perih pedihnya khayalan mulai menguasai perasaanku.. dan hatiku terasa sakit dan membeku.. aku tak tahu.. kenapa tak seperti sorot dan sinar lampu yang menemaniku petang ini, yang hanya sekedar menyapa dan meninggalkan senyuman, seakan bercerita bahwa di jalan ini aku tak sendiri, bahwa di jalan ini begitu banyak sosok-sosok yang menemaniku.. entah sampai cimanggis.. sampai depok.. sampai cibinong.. sampai kedunghalang.. atau bahkan kutinggalkan mereka di kotaku, bogor.

keping demi keping itu.. siluet demi siluet itu.. tak hanya sekedar menyapaku.. perlahan mulai menjenguk hatiku.. mulai merayu dengan bermanis muka.. seakan meminta iba dari hatiku.. dan akhirnya aku luluh, aku bertekuk lutut, dan aku terkapar.. membuat mereka bertahta di hati dan perasaanku, nuraniku tak berkutik dan menyerah kalah.. dan dengan congkak nan angkuhnya mereka mulai membekukan hatiku, mulai membangkitkan emosi dan egoku, mengurai segala perih dan pedih di hati, membangkitkan segala dendam kesumat yang selama ini senantiasa bergelora laksana nyala dalam sekam, dan aku hanya bisa memaki dan mengumpat dalam diam.. segala letupan-letupan "otak" seakan ingin keluar dan terlampiaskan.. (dan hampir aku lupa dimana dan sedang apa aku saat itu..)

malam itu aku kembali kalah.. aku kembali larut dan hanya sanggup untuk mencoba bertahan.. hatiku mulai membeku, kebekuan yang aku sadari mampu mebawaku ke hadapan maut.. dan kembali aku hanya sanggup untuk mencoba bertahan..

yang aku sesali, kenapa aku masih begitu sering terbawa perasaan, terbawa rasa iba diri.. terbawa emosi dan ego sang "aku" .. aku tak tahu lagi dengan cara bagaimana aku melawannya.. satu-satunya yang dapat kulakukan hanya kusandarkan lelah dan letih hatiku ini pada-Mu, sang maha pemurah lagi maha penyayang.. semoga Kau berkenan memberiku kekuatan dan keridloan-Mu, untukku tabah dan ikhlas menghadapi kenyataan.. untukku sabar dan tabah melawah perih dan dendam ini.. untukku selalu mencoba belajar memahami dan memaknai arti hidup dan kasih sayang yang suci laksana kasih-Mu.. untukku selalu menjaga bersih dan sucinya hati serta pikiranku yang masih begitu mudah goyah dan terombang-ambing..

ya Allah.. ijinkanlah aku mengeluh dan mencurahkan isi hatiku pada-Mu..
ya Allah.. ijinkanlah aku untuk bersandar dan menangis dalam rengkuhan peluk kasih-Mu..
ya Allah.. kumohon ridlo-Mu, untukku senantiasa ikhlas berserah diri pada kehendak-Mu..
"Innalillahi wa innnailaihi roji'uun"

programmer room
09.29 wib - 27 september 2007

Selasa, 25 September 2007

sisihkan waktu untuk "merenung" III


(ternyata aku masih takut mati)

“ah kalo emang waktunya mati ya mau gimana lagi, mati ya mati”, memang benar hidup mati, jodoh atau rejeki manusia itu sudah ada yang mengatur, sudah tertulis di kitab Allah bahkan sebelum kita lahir di dunia. Kalo bicara tentang mati, kata orang untuk apa kita harus takut pada kematian itu, “karena kita belum pernah mati dan tak tahu apa yang akan kita alami setelah mati..”

seperti halnya saat kita menangisi (misal) salah satu kerabat kita yang mati, buat apa ditangisi, mungkin dia lebih dapat merasa bahagia di alam kuburnya. Kalo selama ini kita menangis untuk sebuah kematian, mungkin hanya karena bayangan-bayangan yang timbul dari apa itu kematian, mungkin sang mati ga bisa menuikmati pemandangan cewek cantik nan bahenol, atau mungkin sang mati ga bisa lagi menikmati lezatnya teriyaki or yakiniku di hokben yang ehmm.. atau menikmati renyahnya ayam cryspy.. kriuk.. kriuk.. (asem tenan.. ngiler aing.. jadi tambah kerasa laper nih.. bayanganin makanan saat puasa puasa kayak gini). Atau mungkin di lain sisi, kita menangis karena merasa ditinggalkan, kalo yang ini menurutku karena kita terlalu iba diri, merasa ditinggalkan, atau mungkin sang mati belum bayar utangnya ke kita haha..

sekarang tinggal bagaimana kita mempersiapkan datangnya mati ..yang tak satupun manusia yang tahu kapan sang ajal menyapa diri.. yang pasti kalo mati jangan mati konyol (tulis bos pipin lewat ym sore ini), apalagi sampe bunuh diri (pernah kepikir juga sih cara jantan ini, menantang maut dengan senyum tersungging), sejauh ini menurutku sih kalo mati jangan konyol n persiapkan bekal saat menjemput mati.
“beribadahlah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok tau mungkin hari ini, karena memang kita diciptakan tidak lain hanyalah untuk beribadah (untuk Allah SWT).”

Walaupun aku tahu mati itu di tangan Allah, tak perlu kita meraba-raba atau mereka-reka tentang kematian, dan tak perlu kita menagis untuk sebuah kematian, karena aku hanya ingin berusaha dan berdo’a untuk kematianku, dan aku hanya akan mencoba untuk tabah, sabar, ikhlas serta teriring do’aku untuk sebuah kematian.

Tapi… ternyata aku masih takut mati.. semalem aku merasa takut.. hujan gede banget pake petir n geledek yang tak tanggung-tanggung .. cemleret.. mak pyar.. jalanan di depan motor ku jadi terang benderang. Jujur.. aku takut, si merah yang biasa kupacu 70, 80 atau bahkan 100 km/jam, semalem hanya kupacu 50-60 km/jam, terserah kalian pada mau ngebut aku ga peduli, aku takut kepleset jalanan yang super licin, aku takut telat nginjak rem n.. gabruk, atau aku takut tiba masuk ke lubang yang penuh air dan njungkel di tengah jalan.

Ah.. aku merasa masih banyak banget menyimpan dosa yang belum sempat ku cuci, aku juga masih belum mempersiapkan bekal ku di dunia, apalagi di akhirat nanti, dan aku masih juga belum sempat berbakti dan membalas budi kedua orang tuaku padaku.. aku juga juga belum sempat membuat seorang wanita .. yang namanya melingkar di jari manisku ini.. tersenyum bahagia.. dan yang pasti aku merasa belum melaksanakan tugasku hidup di dunia ini.. beribadah kepada-Nya.. Aku masih belum ingin mati.. atau paling tidak aku masih belum ingin jatuh dari motor dan mendapat bonus lecet-lecet.. karena aku paling ga tahan perih dan aku juga paling takut lihat darah.. hehe..

Senin, 24 September 2007

sisihkan waktu untuk "merenung" II

(renungan sepanjang jalan menuju kampus)

“tahu ga roi? kemaren kan gw kena tilang” teriakku sambil berlalu berangkat kerja. “haha.. kena berapa?” balas si gondrong roi. “8 ribu haha..” balasku dari depan rumah pak otong, dan akupun berlalu.. hanya terdengar teriaknya “murah banget??” dan tak terdengar lagi suara tawa renyah si roi. aku berjalan setengah berlari mengingat pagi ini aku agak terlambat bangun, belum ngisi bensin, jalanan pasti macet pagi ini, kemaren ninggalin kerjaan di kantor, ah tambah kenceng saja aku bejalan menuju tanjakan depan masjid as-syifa (inget jaman kuliah dulu.. sama orang2 hobi telat).

di sepanjang jalan itu, meski tau aku agak stress tetap tak mampu menghilangkan senyum di pagi itu, “itu yang kusuka jika kupulang ke bogor, kutemukan udara segar, kutemukan pagi yang ceria, lelah hatiku sedikit terobati dengan bersua sahabat-sahabat yang norak bin ajaib haha...”. dan senyumkupun makin lebar mengingat apa yang dikatakan pak ustadz rio entah tadi malam atau saat saur tadi “aku juga ingin hidup ga biasa-biasa, bosen hidup yang biasa-biasa terus”.

haha.. gara berawal dari pertanyaan bos rio tentang apa artinya “becik ketitik olo ketoro”, dan berujung kesimpulanku kalo sebaiknya kita hidup ini yang lurus-lurus aja, “kalo kita lakukan kesalahan, walau ditutupin kayak bagaimanapun tetep aja suatu saat ketahuan juga” (kalo yang ini berdasar pengalaman pribadi juga lho hehe…). tapi bagaimanapun, yang namanya ustadz rio aja sampe bilang kayak gitu.. berarti aku juga wajar kali ya kalo selama ini sering berpikir untuk melakukan hal yang agak extreem, cuma kalo di pikiranku “buat” yang estreem selalu extrem yang identik dengan amar mungkar (maaf, tiada maksud mengutak-atik dan mempermainkan kalimat "amar ma'ruf nahi mungkar")

yang namanya kebosanan dan keinginan menurutku adalah sudah menjadi kodrat yang dimiliki hampir semua manusia, walau tak menutup kemungkinan ada beberapa manusia yang "luar biasa", yang telah mampu menahan nafsu “ingin” (atau apalah istilahnya…), pokoknya bagiku tetep aja ada orang-orang kayak gitu, yang hidup di dunia ini seperti tak butuh apa-apa lagi.. selalu mampu bersyukur dan qona'ah dengan apa yang dilimpahkan Allah padanya. (wallahu’alam, aku juga ga ngerti terbuat dari apa hati orang-orang seperti mereka)

dan bagi orang seperti aku ini, manusia yang masih jadi permainan nafsu, emosi dan ego diri, yah.. yang namanya bosan, mengeluh, dan selalu merasa kurang.. bukan hal asing lagi.. setia mengisi hari-hariku.. setia mendiami setiap relung hati dan perasaanku.. aku mungkin telah baca berbagai cerita dari sang maestro “kho ping ho”, tentang wejangan-wejangan, pandangan hidup, dan renungan-renungan tentang hidup. aku juga tahu tentang “kitab suci-ku” sebagai pedoman dan amalan-amalan hidup yang sempurna. tapi...

tapi.... seperti saat ini....

tetep aja “bajingan” atau “bangsat” masih kerap dan menghiasi mulut ini, emosi kadang susah dikendalikan, ego masih berkuasa di hati, atau seringkali merasa diri tak berharga dan tak punya apa-apa, yah.. yang namanya perasaan iba diri memang kadang tau-tau “mak bedhundhuk” muncul menyapa hati kala hidup terasa tak adil bagi diri ini. atau seperti juga “ingin” yang ektrem tadi, kerapkali muncul terdorong nafsu atau ego diri seolah-olah aku tak tahu kalo di dalam hidup ini ada “becik ketitik olo ketoro” atau “manungso bakalan ngundhuh opo sing ditandur”.

mungkin kalo hati lagi konyol, paling klepas-klepus karo ongkang-ongkang “lha wong iki awak-awakku dewe, ora ono urusane karo kowe.. opo karo wong liyo.. aku arep nyolong, arep ngruda paksa wong wedok.. opo arep mateni uwong, yo sing entuk balese awak-awakku dewe, sing enthuk hasile yo awak-awakku dewe.. t** kowe arep mbac*t opo., mlebu penjoro yo awak-awakku dewe, arep ditembak pak polisi yo sing ditembak awakku dewe.. (syukur2 iso mlayu haha…). (kadang kepikiran...) opo esuk iki tak kebut K **** DD, hajar aja tronton angkut semen di kecepatan 125 km/jam, paling ndasku ajur trus.. modhar, wassalam urip neng ndonya. bosen urip koyo ngene terus, ora ono penake, mung ono sengsorone trus, mosok urip mung dadi begundal karo dadi keset sing ora ono artine..” (betul ga pak ustadz roi?? urip iki mboseni tur mung gawe emosi wae..)

ya udahlah.. jalani hidup apa adanya aja.. mau cepet mati ya ga apa2, mau matinya ntar-ntar ya disyukuri, siapa tahu bisa belajar tentang hidup dan yang menciptakan hidup. see u later guys

Jumat, 14 September 2007

"nikmatnya menjadi orang islam.."

Alhamdulillah.. akhirnya hari pertama puasa Ramadhan tahun ini dapat kulalui, semoga niat dan ibadahku ini dapat menjadi salah satu pembelajaran buatku melangkah lebih baik lagi. Puasa yang terasa spesial buatku, kembali kulalui dengan teman-teman seperjuangan di bangku kuliah.. teman yang ternyata buatku bukan hanya sekedar teman kuliah saja, tapi ternyata teman yang semoga menjadi sahabat-sahabat sejatiku. amien... sungguh nikmatnya merasakan kembali kebersamaan yang lama hilang dari sebagian diriku..
“seorang teman suatu saat bisa saja akan pergi, tapi seorang sahabat akan selalu menemanimu sampai kapanpun dan apapun yang kau alami”,

Pada bulan puasa ini ternyata ada salah satu teman kerja (sr. programmer) yang berinisiatif untuk diadakan semacam tausiah sehabis sholat dzuhur berjamaah, akhirnya diadakanlah pembacaan tafsir al-qur’an dari ibnu katsir, Alhamdulillah.. ternyata begitu besar artinya buatku. saat perjalanan pulang ke bogor dengan KRL, begitu terasa suasana bulan ramadhan, tak ada asap rokok.. tak ada juga orang jualan minuman atau makanan.. semua jadi terasa begitu tertib dan nyaman.. (bukan berarti orang jualan Cuma bikin ga tertib lho!!) dan saat berbuka puasa menjelang, subhanallah.. seperti dikomando, bekal-bekal dikeluarin.. di setiap tangan pasti tergenggam minuman, entah aqua, freshtea, greentea atau cuma bekel gelas berisi air putih dari kantor kayak aku.. deru suara kereta sepertinya bakalan menyembunyikan gema adzan maghrib sore ini, tapi ternyata lapar dan dahaga tak mengurangi daya tangkap telinga ini, bahkan menambah sensitif gendang di dalam telinga hehe.. dan.. Alhamdulillah.. Allahumma .. segarnya seteguk air yang membasahi kerongkongan ini, terima kasih atas segala nikmat yang Kau limpahkan lewat puasa dan seteguk air ini Ya Allah..

“Nikmatnya jadi orang islam..” celetuk bapak yang duduk di sebelahku, bapak tua yang (maaf) berperawakan seperti orang timur, yang aku aku kira tadi tidak ikut berpuasa. Aku jadi tersadar, ternyata ada sebuah nikmat yang maha besar yang kadang banyak orang tidak menyadarinya, mungkin juga diriku termasuk dalam golongan itu. Astaghfirullah.. saat itu sempat terpikir untuk bertanya “kenapa bapak katakan itu?” tapi urung kutanyakan,

Sampai sekarangpun aku masih mereka-reka arti celetukan bapak tua itu, kucari-cari dalam kamus otakku.. kubongkar-bongkar file pikiranku.. hanya kutemukan jawab bahwa islam memang salah satu anugrah terbesar untuk umat manusia.. memberikan petunjuk dan pedoman untuk merentas bahagia duni dan akhirat.. tapi aku masih penasaran dan penuh tanya, kenapa hanya dengan berbuka puasa saja Bapak tua itu bisa merasakan nikmat dan anugrah menjadi seorang muslim, sedang aku kadang masih lupa untuk mensyukuri bahwa aku juga salah seorang yang mendapat hidayah dari Allah SWt untuk menjadi seorang muslim.. aku memang masih harus banyak belajar..

Semoga puasa Ramadhan kali banyak memberiku pelajaran untuk memaknai hidup yang sebentar ini dan membuatku lebih bisa bersyukur serta sabar dan qona’ah menerima segala yang telah Allah suratkan untukku. Amiien.


programmer room
16.32 wib - 14 sept '07

Rabu, 12 September 2007

Puasa Ramadhan tahun ini..

hari ini adalah hari pertama puasa Ramadhan 1428H, Marhaban Ya ramadhan.. Serasa ada yang special menjalankan puasa Ramadhan kali ini. Puasa Ramadhan pertama yang kujalani setelah aku punya istri dan Alhamdulillah walau kami masih tinggal di dua tempat yang berbeda, ternyata semalem kami bisa menjalankan sahur bareng.. Alhamdulillah, makan sahur dengan menu yang sangat "sederhana" jadi terasa nikmat.
Kalo kata sebagian orang jadi bujangan itu lebih enak, menurutku pendapat itu tak sepenuhnya benar. walau kadang memang setelah kita berkeluarga banyak yang harus kita korbankan untuk kesenangan dan kebebasan pribadi kita, tapi coba orang yang bilang tadi pernah merasakan nikmatnya berkeluarga.. ehmm nikmatnya. karena menurutku hidup kita akan jauh terasa lebih indah saat kita mendapat anugrah dari Allah untuk menyayangi seseorang, memberi perhatian atau bahkan berkorban demi orang yang lain. hidup kita akan terasa lebih indah saat kita dapat berbagi dan percaya pada seseorang, terutama seseorang yang begitu kita sayangi.

Selasa, 11 September 2007

Sisihkan waktu untuk “merenung”

** --- **
Sering kali.. dan bahkan mungkin sering sekali kuhabiskan waktu hanya untuk merenung, kala aku merasa sendiri, kala aku merasa sepi, kubawa diriku dalam renungan.. dan hampir selalu kudapatkan dan kutemukan kepedihan dan sakit hati. Dalam renunganku selalu kutemukan diri dalam hidup yang sakit, dalam renunganku hanya kutemukan masa lalu yang gelap.. masa silam yang suram.. renunganku hanya mengenang kepedihan dan sakit hati. Dalam renunganku hanya kutemukan kenyataan hidup yang terasa sendiri dan menyakitkan. Dan dalam renunganku pula hanya terbayang bentangan masa depan yang aku rasa begitu gelap.. dalam renunganku hanya terbayang kesengsaraan dan kepedihan yang mungkin Allahpun tak menggoreskan itu dalam suratan hidupku. Aku terlalu tenggelam dalam kenangan, kenyataan dan khayalan yang hanya membuatku luluh dan menangis..

Ah.. Ternyata aku telah salah menerjemahkan arti “merenung”, renungan yang hakiki tak kan membawa pada kesedihan dan tangisan, juga takkan juga menghadirkan lemahnya semangat dan gairah hidup. (Maafkan aku Ya Allah yang begitu lama melupakan-Mu, dan Maafkan aku Ya Allah yang telah lupa mensyukuri segala nikmat fdan anugrah-Mu)

Kenangan adalah sesuatu yang telah lalu, takkan dapat kita rubah lagi walau kita menangis sampai air mata ini kering, kenangan kita ingat hanya untuk koreksi dan introspeksi diri, mencari khilaf yang kita lakukan untuk mencari sebuah solusi menuju hidup dan masa depan yang lebih baik. Menjadi sebuah pengingat dalam perjalanan hidup kita kedepan.

Kenyataan yang kita jalani sekarang janganlah juga kita rasakan sebagai suatu musibah, derita atau bahkan suatu kesuksesan dan kebahagiaan semata, tapi pandanglah sebagai jalan hidup yang harus kita jalani dengan selalu berpegang pada apa yang telah Allah tunjukkan pada kita (Al-Qur’an dan Al Hadits). Syukuri dan perjuangkan apa yang telah kita raih.., dan ikhlaskan dan tetap perjuangkan dalam doa serta usaha untuk apa yang telah hilang dan untuk apa yang belum kita raih…

Menyesali kenangan dan kenyataan hidup sepertinya bukanlah sesuatu yang patut kita lakukan sebagai seorang masih diberi anugrah dan hidayat untuk masih bisa mengingat Allah SWT, serta selama kita kita masih berpegang teguh pada pedoman hidup yang begitu sempurna, firman Allah SWT dan sunah rosulullah SAW.

Mengenangkan masa depan juga bukanlah sesuatu yang tidak boleh,hanya janganlah kita terlalu terbelenggu akan bayangan masa depan yang kita reka-reka dalam pikiran sendiri, ketika kita tergoda untuk membayangkan kesuraman dan kesedihan maka lemahlah hati dan semangat kita. Dan ketika kita tergoda tentang bayangan yang berlebih tentang suatu keberhasilan atau kebahagian masa depan, itu hanya akan menjerumuskan kita pada kurangnya sikap sadar diri dan kehati-hatian dalam melangkah.. Bayangkan masa depan sewajarnya, sebagai pendorong dan pemacu langkah kita untuk meraih asa dengan segala usaha dan pejuangan, serta dengan selalu berpegang teguh pada Al-qur’an dan Al-Hadits sebagai kontrol diri dalam perjalanan hidup kita di dunia. Maka hidup kita akan selalu waspada dan takkan goyah baik saat kita raih keberhasilan maupun saat kita merasa menderita kehilangan atau kesengsaraan.

Hayati dan pahami apa yang telah kita alami dan apa yang akan kita lakukan, temukan kesadaran diri dalam hati dan pikiran yang jernih.. dan kembalilah selalu pada petunjuk-Nya.. Insya Allah kita temukan kedamaian dan ketenangan dalam menjalani hidup. Amien.

Coder room
17.11 wib – 11 september 2007
**teman, tolong sadarkan aku saat aku salah dan lemah**

sabarku dalam emosi

(pesan untuk "aku") sabar... sabar... buat apa nuruti nafsu dan emosi, ga akan memecahkan masalah, malah menambah runyam keadaan. ga ada salahnya juga kita berjuang melawan hawa amarah, dan yang pasti akan membuat kita mampu memandang suatu masalah dengan lebih jernih lagi. Astaghfirullah.. semoga Allah meridloi

pelajaran sang waktu

Hari ini cukup memberi pelajaran buatku.. masuk kantor telat gara-gara ga hargain waktu. bangun pagi-pagi buat sholat subuh (maksudnya juga dah agak telat, ga sholat di masjid) ga langsung siap-siap buat ke kantor, mending kalo nyuci-nyuci baju or beres-beres kamar ato nyetrika baju. ee........ malah gangguin orang(rio) tidur, nyante lihat tv. tau-tau siap berangkat udah jam 7 kurang seperempat.
Udah gitu nyampe terminal bis jur kp. rambutan baru keisi sekitar 5 orang, astaghfirullah.. kabur deh ke bis jur UKI.. cililitan??? macet total!! naik 57 jur blok m (asal naiik, yang penting ke blok m; ga tau lewat mana), cililitan-pancoran??? tambat padat merayap!! astaghfirullah.. baru kerja seminggu masak udah telat cukup mencolok.. maklum setengah sembilan masih di pancoran (kebayang pengalaman seminggu yang lalu waktu training)
Tapi ternyata seperti yang sudah-sudah.. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, masih melimpahkan nikmatnya padaku.. mampang-blok m, lumayan lancar... blok m-antasari, bisa ngebut..
"Assalamu'alaikum" kuketuk pintu ruang programmer.. ee.. ternyata belum lengkap. Alhamdulillah.. semoga kesananya bisa lebih menghargai waktu dan tak menjadikanku orang yang terlalu banyak menyesal karena nyia-nyiain nikmat waktu yang telah Allah limpahkan pada kita. Amien

alhamdulillah..


Alhamdulillah.. Kupanjatkan syukur ke hadirat-Mu Ya Allah. Harapan yang telah lama kupendam dan setiap waktu setia kuselipkan di dalam do'aku, akhirnya Kau dengan dan kau kabulkan.. Kau berikan aku kesempatan untuk meninggalkan tanah bahari yang telah satu setengah tahun menjadi rumahku untuk menuju kota Jakarta yang panas dan "kejam" ini.
Puji syukur kupanjatkan pada-Mu Ya Allah.. Kau dekatkan hidupku dengan dunia yang insya Allah lebih indah. Amien