(renungan kerlip redup sinar rembulan)
beku hatiku..
mengapa beku hatiku..
tiada kasih pelipur laraku..
aku tak tahu mengapa beku hatiku..
kumenunggu tiada tentu..
sebuah penggalan bait dari sebuah alunan nada yang didendangkan tony koeswoyo, yang diiringi petikan senar sang adik yok dan yon, serta sang drummer murry. seakan mengalunkan kesunyian menemani hatiku malam itu.. aku tak tahu.. semula semua berjalan seperti biasa, hanya yang agak beda perjalanan sore itu aku merasa badan agak ga enak.. kepala rasanya berat banget.. (mungkin tadi di kantor kebanyakan tidur..). dan tentu saja sore itu aku pulang agak telat.. setengah 6 aku baru mulai menghidupkan si merah yang habis aku steam-in, jalan antasari terasa ga jauh beda dengan biasanya.. masih agak macet.. tapi begitu masuk si matupang.. welhadhalah.. lha kok kosong melompong.. sore mulai merayap petang, dan kegelapan perlahan menyelimuti dunia di hadapanku.. aku tak peduli.. kumanfaatkan kesempatan langka ini, perempatan trakindo, perempatan deptan, jalan layang si matupang, aku libas.. haha.. puas..
e.e.. e.... ga taunya, macetnya pindah di perempatan menjelang pasar rebo, lha nek ngene yo podo wae.. merayap bin merambat super lambat hehe.. masuk jalan raya bogor jalanan mulai gelap (maklum salah beli helm..), dan kembali tak seperti biasa, jalanan lumayan kosong.. kosong dan terkesan sepi itu ternyata merayap pelan dan perlahan turut menyelimuti hati dan perasaanku..
siluet demi siluet kenangan, bayangan dan khayalan datang menyapa sepinya petang hatiku.. dan tak seperti biasanya dimana aku masih sanggup bertahan.. petang ini.. kelam dan gelapnya kenangan, pahit dan getirnya bayangan serta perih pedihnya khayalan mulai menguasai perasaanku.. dan hatiku terasa sakit dan membeku.. aku tak tahu.. kenapa tak seperti sorot dan sinar lampu yang menemaniku petang ini, yang hanya sekedar menyapa dan meninggalkan senyuman, seakan bercerita bahwa di jalan ini aku tak sendiri, bahwa di jalan ini begitu banyak sosok-sosok yang menemaniku.. entah sampai cimanggis.. sampai depok.. sampai cibinong.. sampai kedunghalang.. atau bahkan kutinggalkan mereka di kotaku, bogor.
keping demi keping itu.. siluet demi siluet itu.. tak hanya sekedar menyapaku.. perlahan mulai menjenguk hatiku.. mulai merayu dengan bermanis muka.. seakan meminta iba dari hatiku.. dan akhirnya aku luluh, aku bertekuk lutut, dan aku terkapar.. membuat mereka bertahta di hati dan perasaanku, nuraniku tak berkutik dan menyerah kalah.. dan dengan congkak nan angkuhnya mereka mulai membekukan hatiku, mulai membangkitkan emosi dan egoku, mengurai segala perih dan pedih di hati, membangkitkan segala dendam kesumat yang selama ini senantiasa bergelora laksana nyala dalam sekam, dan aku hanya bisa memaki dan mengumpat dalam diam.. segala letupan-letupan "otak" seakan ingin keluar dan terlampiaskan.. (dan hampir aku lupa dimana dan sedang apa aku saat itu..)
malam itu aku kembali kalah.. aku kembali larut dan hanya sanggup untuk mencoba bertahan.. hatiku mulai membeku, kebekuan yang aku sadari mampu mebawaku ke hadapan maut.. dan kembali aku hanya sanggup untuk mencoba bertahan..
yang aku sesali, kenapa aku masih begitu sering terbawa perasaan, terbawa rasa iba diri.. terbawa emosi dan ego sang "aku" .. aku tak tahu lagi dengan cara bagaimana aku melawannya.. satu-satunya yang dapat kulakukan hanya kusandarkan lelah dan letih hatiku ini pada-Mu, sang maha pemurah lagi maha penyayang.. semoga Kau berkenan memberiku kekuatan dan keridloan-Mu, untukku tabah dan ikhlas menghadapi kenyataan.. untukku sabar dan tabah melawah perih dan dendam ini.. untukku selalu mencoba belajar memahami dan memaknai arti hidup dan kasih sayang yang suci laksana kasih-Mu.. untukku selalu menjaga bersih dan sucinya hati serta pikiranku yang masih begitu mudah goyah dan terombang-ambing..
ya Allah.. ijinkanlah aku mengeluh dan mencurahkan isi hatiku pada-Mu..
ya Allah.. ijinkanlah aku untuk bersandar dan menangis dalam rengkuhan peluk kasih-Mu..
ya Allah.. kumohon ridlo-Mu, untukku senantiasa ikhlas berserah diri pada kehendak-Mu..
"Innalillahi wa innnailaihi roji'uun"
programmer room
09.29 wib - 27 september 2007
Kamis, 27 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar