Jumat, 18 Januari 2008

tentang rinduku..

ayah..
betapa kuagungkan.. betapa kuharapkan..
betapa kau berpesan.. betapa kau doakan..
betapa pengalaman dahulu dan sekarang..
rambutmu telah memutih cermin suka dan sedih..
ceritakan kembali.. riwayat yang indah waktu daulu..

ayah..
kutakkan bosan mendengar riwayat waktu kau muda perkasa..
kau dapat dapat merindukan kau dapat mengenangkan
waktu terus berlalu sampai ke anak cucu..
(koes plus)

mungkin aku bukan seorang diri yang kau angankan.. aku bukan pula seorang pribadi yang layak kau banggakan.. namun aku yakin bagimu aku adalah segalanya.. dan akupun tahu belum pernah sepetikpun aku balas segala kasih sucimu.. namun akupun yakin demi aku kau akan rela korbankan apapun buat bahagiaku..

rasanya begitu jauh.. begitu lama aku terbang tanpa pernah ingat sedetikpun padamu.. pada semua gundah gulanamu.. pada setiap keluh kesahmu.. dan pada setiap rintihanmu kala menahan nyeri yang mulai merasuk di setiap sendi tuamu..

kadang aku malu.. aku selalu ingin terbang lepas.. aku ingin merengkuh segala ingin.. bahkan aku ingin menggenggam segala bintang di langit yang mulai hitam.. namun tak sedetikpun aku ingat bahwa kaulah tempat dimana aku rengkuh segala ingin dan segala bintang..

kadang aku lupa.. segala ingin, segala bintang, maupun segala isi dunia tak akan membuatku bahagia tanpa kau ikhlaskan senyum untukku..


***

dengarkanlah ayah..
dengarkanlah ibu..
kunyanyikan lagu untukmu

kuingatkah dulu tatap dan senyummu..
sampai kini terbayang selalu..

oh.. ayahku..
oh.. ibuku..
kini hanya pusaramu sebagai ganti dirimu..

maafkanlah ayah..
maafkanlah ibu..
bila ada dosa-dosaku..

oh.. ayahku..
oh.. ibuku..
kini kau menempuh jalan hidupmu yang yang abadi..
(koes plus)

inginku.. takkan kudendangkan lagu ini dalam penyesalanku tentang segala lupaku akan segala pedih pengorbanan dan segala keikhlasanmu dalam segala perih perjuanganmu.. untuk hanya sekedar melihat seorang bimasena ini tersenyum..

akan selalu kuingat dan kutancapkan kuat-kuat di setiap aliran darah dan setiap denyut nadiku.. demi kalian.. demi senyum kalian.. aku rela korbankan segala perih dan pedihnya nyeri yang menusuk di setiap sudut rada dan di setiap relung hatiku.. demi senyummu.. akan aku tahankan segala gelombang nyeri yang mendera bagai badai samudra dendam..

walaupun aku tahu.. tak ada yang kau pinta dariku.. tak ada yang kau harap dariku.. kecuali hatiku yang selalu dekat dengan illahimu.. kecuali hatiku yang selalu erat dalam pelukmu.. dan adaku untuk selalu dapat kau rengkuh dalam tangisan rindumu pada burung kecilmu.. burung kecilmu yang telah lama terbang dari sarang sederhana yang terajut dari mutiara kasih suci..

”aku rindu..
ingin kubersimpuh di pangkuanmu
dan kutumpahkan segala pahit getirnya pengembaraan hidup..
ingin kusejukkan segala pedih perihnya rindu
dengan samudra tenang yang selalu bersemayam damai dalam teduh hatimu..
aku rindu pelukmu yang mungkin tak seerat dulu..
aku rindu belai tangan mulai keriput..
dan akupun rindu dengan segala kasihmu yang semakin damai dalam doa...”

... ibu.. maafkanlah anakmu..
yang hanya ingat padamu kala terpuruk..
yang hanya rindu padamu kala lelah mendera hati..

Tidak ada komentar: