Selasa, 25 Maret 2008

"ngunduh wohing panggawe"

dari cinta dapat kita petik hikmah lkhlasnya kasih sayang dan pengorbanan..
dari suka dan bahagia kita rasakan indahnya syukur dan kesetiaan..
dari kecewa dan sakit hati kita petik hikmah pengertian dan pemahaman..
dari perih dan duka kita nikmati segarnya maaf dan ikhlas..

sakit, perih, duka, kecewa, senang, bahagia, puas, semua itu hanya ciptaan diri kita pribadi.. kita hanya mesti belajar membuka mata dan lapangkan hati untuk merengkuh segarnya hikmah yang terselip diantara keping-keping cerita hidup..

Kamis, 13 Maret 2008

november


jalan ini kembali kita lalui
pohon dan batu masih tetap seperti dulu
menjadi sebagian kenangan

juga kini kembali kita rasakan
kehangatan dari jiwa yang saling genggam
menumbuhkan keindahan kasmaran

jangan pikirkan akhir perjalanan ini
kemarin dan esok bukanlah batas dari waktu
di depan kita terbentang langit bebas
tak setiap jalan harus berakhir di ujung

pejamkanlah kedua matamu
sentuhkan tangan pada relung yang paling dalam
dan dapatkan rahasia di dada


"franky sahilatua"

apakah ada bedanya


apakah ada bedanya..
hanya diam menunggu
dengan memburu bayang-bayang
sama-sama kosong

kucoba tuang ke dalam kanvas
dengan garis dan warna-warni yang aku rindui

apakah ada bedanya..
bila mata terpejam
fikiran jauh mengenbara
menembus batas langit

cintamu telah membakar jiwaku
harum aroma tubuhmu menyumbat kepala dan fikiranku..

di bumi yang berputar pasti ada gejolak
ikuti saja iramanya, isi dengan rasa..
di menara langit halilintar bersabung
aku merasa tak terlindung terbakar kegetiran..

cinta yang kuberi sepenuh hatiku
entah yang kuterima aku tak peduli
aku tak perduli.. aku tak perduli..

apakah ada bedanya
ketika kita bertemu
dengan saat kita berpisah
sama-sama nikmat

tinggal bagaimana kita menghayati
di belahan jiwa yang mana kita sembunyikan
.. dada yang terluka
.. duka yang tersyat
.. rasa yang terluka

tentang cinta II


Tiada yang senikmat cinta
sorgaloka turun ke dunia
membuai dan membius manusia!

Tiada yang selucu cinta
manusia menjadi badut-badut dibuatnya
segala kepalsuan dilakukannya!

Tiada yang secelaka cinta
mendatangkan derita tiada taranya
dunia berubah menjadi neraka!

Akan tetapi....,
tiada yang seindah cinta sejati
dalam tawa remaja puteri

Dalam sinar matahari pagi
yang terkandung dalam tangis bayi
dalam lautan danau dan sungai
dalam semua isi langit dan bumi
dalam segala yang hidup dan mati

Cinta mulia dan suci
tetap ADA dan kekal abadi
meski AKU TIADA lagi.

Rabu, 12 Maret 2008

pesan dari siansu VI

Jika dendam kebencian masih bernyala di hati dan pikiran kita, maka segala usaha kita untuk berdamai dengan musuh yang kita benci merupakan kepalsuan dan hanya akan menghasilkan perdamaian palsu belaka.

Hanya setelah kita bebas dari dendam kebencian, baru kita dapat hidup damai dengan orang lain, dan tidak perlu lagi usaha perdamaian itu karena kita tidak mempunyai musuh siapa pun, tidak mendendam maupun membenci siapa pun!

Yang penting harus disadari bahwa sumber segala dendam kebencian terletak kepada si aku, yaitu si pikiran yang menciptakan si aku. Kita selalu ingin merubah yang di luar, untuk disesuaikan demi kesenangan dan keenakan si aku, kita lupa bahwa sumber segala kekacauan terletak kepada si aku. Diri sendirilah yang harus berubah, si sumber yang harus berubah.

Dan perubahan akan terjadi apabila ada pengertian dan pengenalan diri sendiri, melihat dengan mata terbuka akan kekotoran yang memenuhi diri sendiri. Melihat tanpa pamrih, tanpa keinginan apa pun, tanpa ingin merubah, tanpa ingin memperbaiki, menambah atau mengurangi.

Dari penglihatan ini timbul pengertian karena penglihatan tanpa pamrih ini merupakan kewaspadaan, menimbulkan kesadaran penuh dan otomatis akan timbul tindakan-tindakan dari pengertian dan kesadaran itu yang akan menimbulkan perubahan.

Senin, 10 Maret 2008

"putus sudah semua senarku, kini..."

10 maret 2008...

di All recent call tertulis nama
"****", dengan call information 12:55 - 1m10s
dan "*****", dengan cal information 12:57 - 5m42s

akan kukenang sepanjang umurku... sebagai salah satu ujian hidup "terberat" yang selama ini sempat menghempas setiap jiwa dan setiap relung nurani... sebagai penguji segala iman dan segala kekuatanku menghadapi suratan-Mu..

10 maret 2008... 12:57-13:02
di satu sisi aku bertanya, di sisi yang lain aku mendengarkan, di lain sisi memendam amarah, di sisi lain lagi aku terdiam, di sisi lain aku terhenyak, di lain sisi aku terperangah, di sisi lain aku meremang, di sisi lainnya lagi aku menangis, di sisi lain aku membara, di lain sisi aku terkapar, di sisi lainnya lagi aku membeku, di lain sisi lagi aku termenung.. terdiam.. membeku.. dan menangis..

10 maret 2008... 13:**
segenggam tanyaku terjawab sudah, namun juga segenggam tanya yang lain masih membisu dalam pekat dendam.. sempat terbersit kebekuan "inikah yang aku petik diantara sekian banyak khilaf yang pernah aku tanam??" atau terbersit kepiluan "pantaskah aku terima semua ini??", ingin rasanya aku berteriak tentang "ketidak adilan" ini, ingin rasanya aku "memberontak", tapi...

10 maret 2008... 13:38

ya Allah.. ya Rabb.. kalo semua ini memang sudah kehendak-Mu, apalah daya hamba-Mu ini.. hanya hamba mohon ridlo-Mu untuk melimpahkan rahmat "sabar" dan "ikhlas" pada hamba-Mu yang lemah ini.. hamba mohon berilah hamba kekuatan ya Rabb.. berilah hamba kekuatan.. dan berilah hamba kekuatan.. inilah pintaku ya Allah...

10 maret 2008.. 13:45
"innalillahi wa innaillaihi raaji'uun"
segala dendang nada dan alunan dongeng hidup aku pasrahkan kepada-Mu.. dan dengan segala kelapangan dada, untaian maaf dan menyebut asma-Mu akan aku redam segala keperihan dan dendam di hati...

10 maret 2008.. 13:52
inilah sebuah dongeng yang kelak akan aku hadiahkan sebagai dongeng pengantar tidur untuk anak cucu.. pelajaran hidup tidak harus berasal dari suatu yang terlihat "molek", namun hakikat hidup kadang lahir dari "comberan" dan "tong sampah" yang mampu menyikapi diri dengan sewajarnya.. penuh ikhlas dan sabar..

Kamis, 06 Maret 2008

sisihkan waktu untuk "merenung" XI


(tentang perjalanan minggu ini)

4 hari sudah.. kembali seperti dulu..

Mencoba menyegarkan lagi radar yang mulai membeku.. mencoba lagi tuk berjuang menangkap sinyal-sinyal kemanusiaan yang entah berapa lama secara tak sadar telah aku abaikan.. atau bahkan mungkin telah aku kubur diantara keegoisan dan kekecewaan..

4 hari pula.. melihat dunia yang selama ini sempat terlupakan..


Mendengar dendang sumbang nan fals dari anak kecil berkulit kelam..
Bermata redup dan tulang-tulang pipi yang terasa semakin cekung, berbaju kumal dan rombeng, tanpa alas kaki berkejaran dengan bus-bus kota yang menderu dan mengharu biru di tengah panas aspal ibu kota.. seulas senyum tetap terbias di bibir pucat..

Menghirup wangi tubuh dan menikmati elok wajah para wanita yang dicipta sempurna..
Muka yang bertabur bedak tebal, dengan polesan blas-on, mascara atau apalah itu.. mencipta cantiknya jasmani, beralas kaki sepatu hak tinggi dengan balutan blazer yang anggun dan rok pendek yang mengesankan ke-feminim-an, berjalan anggun membelah kejam dan ganasnya nafsu ibu kota.. namun seulas senyumpun tak mampu aku tangkap dari setiap wajah molek itu.

Menikmati segar dan sejuknya senandung episode dongeng pagi hari..
Seorang ibu dengan menggendong si kecil yang aduhai montoknya, sambil menuntun sang kakak yang masih kecil pula.. naik turun bus kota ugal-ugalan yang takkan pernah mencoba mengerti.. dengan beban yang tak ringan di gendongan dan mendekap sang kakak untuk selalu tetap terjaga, ditambah dengan tas besar yang harus pula dijinjing.. kerepotankah sang ibu?? pasti.. menggerutukah sang ibu?? tidak.. karena selalu ada senyum ikhlas di bibir sang ibu, untuk sang buah hati.

4 hari pula.. menumpahkan rindu pada dunia lama..

Menyapa mentari dan sang rembulan..
Berhias alunan lukisan duniawi, bercerita tentang sang perawan dan jejaka, sang pengemis, gelandangan, gembel, pengasong, pengamen, sang executive, orang gila, preman, kupu-kupu malam, tukang ojek, yang dipadu dengan gedung yang menjulang, terminal yang kumuh, jalanan yang menyengat, asap yang menyergap, angin yang beku, rintik yang hangat.. dan jutaan warna yang menyumbat dan teraduk-aduk mendendangkan nada kehidupan.. dan seulas senyumpun terasa semakin mahal.

Menikmati irama alunan sang waktu yang melesat..
Berteman dengan kepulan asap dari sebatang djarum filter di dalam 619 yang hanya berpenumpang satu, sambil menikmati hembus sang pembawa pesan dari dinginnya malam dan kelamnya hujan, atau bersahabat dengan bekunya keringat yang membanjir kala harus berhimpit-himpitan dengan para perawan, berjuang memperebutkan sepenggal nafas yang terkungkung diantara kanopi-kanopi yang bergumpal-gumpal... dan senyumpun seakan terlupakan, lenyap dihempas kecewa..

4 hari pula.. meneropong kembali jalan yang telah terlewati..

Kehidupan memang harus berputar, maka biarkanlah dia berputar seperti apa adanya.. berputar dengan sewajarnya.. dengan segala lakon atau dongeng.. dengan segala peran dan karakter.. dengan segala alur dan skenario-Nya.. biarkan dan terimalah tanpa ada penilaian dan kesimpulan.. (ah.. buat apa menilai dan memutuskan kalo hanya berdasar pikiran yang masih terkungkung nafsu dan ego).

Dan biarkanlah saja senyum terasa semakin mahal, karena memang mungkin sudah sewajarnya dan saatnya bahwa seulas senyum terasa semakin mahal..

Namun aku sadari pula.. bukankah duniaku terasa lebih indah jika selalu aku sediakan senyum.. karena aku hanya manusia.. sudah kodratku mencoba selalu belajar untuk tidak terlalu mudah terbelenggu oleh nafsu dan ego, selalu mencoba untuk menjauh dari kekangan segala ingin dan aturan ciptaan pikiran, juga selalu berjuang untuk berlari dari keterikatan tirani perbudakan hati yang beku dan membuta..

Marilah kita bersegera sujud memohon ampun kehadirat-Nya atas segala keterlenaan kita dan atas keterbiusan kita akan gemerlap duniawi yang sebenarnya tiada kekal. "Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (Al-Baqarah:269)


Rabu, 05 Maret 2008

tentang hidup II


“sory mas.. bagaimanapun aku coba sabar, bagaimanapun aku coba ikhlas.. namun bagaimanapun juga aku tetap manusia biasa, sabar dan emosiku juga ada batasnya.. jadi jangan salahkan aku kalo aku sampai ga bisa menahan emosi ini..”

“bagaimanapun aku mencoba sabar dan mencoba menahan emosi.. namun kalo semua itu hanya dianggap angin lalu tanpa sedikitpun dirinya mau mencoba mengerti aku, apalah artinya juga.. hanya kecewa dan capek.. aku lelah..”


dua penggal bias perasaan yang aku cuplik dari sebuah “dongeng pengantar tidurku”

aku kira bukan hanya dalam dongeng bias seperti itu terucap.. bahkan mungkin dari milyaran manusia yang pernah hidup, akan muncul pula milyaran bias perasaan seperti itu.. karena memang seperti itulah kodrat manusia, kala mendapat rejeki-susah berselimut syukur.. kala mendapat bencana-sulit untuk ridlo.. kala berbuat salah-pantang berucap maaf.. dan kala merasa benar-mustahil untuk memaafkan..

begitu pula dengan 2 penggal bias perasaan itu..
mana pernah sang nabi ajarkan bahwa sabar itu ada batasnya.. mana pernah juga kita dengarkan petuah sang rasul bahwa ikhlas itu ada ambangnya pula.. sementara bukankah sang utusan illahi telah contohkan untuk selalu sabar dan ikhlas, dengan sabar dan ikhlas hati yang sebeku dan sekeras apapun pasti akan menjadi lembut dan lapang..

sabar dan ikhlas.. seperti bidadari surga di antara mega-mega putih - berkejaran diantara kerlip bintang gemintang.. begitu elok dan begitu indah dilihat dan diangankan, namun ternyata hampir mustahil diraih?? mungkin karena itulah kodrat sang pembawa makna..

sabar dan ikhlas.. laksana rangkaian warna-warni yang menghias sejuk kala gerimis rintik.. begitu indah dan tak melahirkan bosan kala menikmatinya, namun kenapa warna itu hampir mustahil digapai?? mungkin karena memang itulah kodrat pembawa pesan illahi..

“berjuta kali aku teriak ingin bahagia.. berjuta kali pula aku ingin meraih damai.. berjuta kali pula aku hembuskan asa meraih eloknya cinta.. namun berjuta kali pula hanya terbalas beku..”

”karena aku masih manusia biasa, kala mendapat rejeki-susah berselimut syukur.. kala mendapat bencana-sulit untuk ridlo.. kala berbuat salah-pantang berucap maaf.. dan kala merasa benar-mustahil untuk memaafkan.. ikhlas dan sabarku ternyata masih di bibir saja.. sementara hati dan jiwaku masih berselimut nafsu, dengki dan kecewa..”

Senin, 03 Maret 2008

“mas.. mau bayar kapan??”


“gatik itu ganteng ya??” suara seorang gadis menyapaku..
“wah.. dah dari dulu mbak”, balasku sambil senyum-senyum.. (ehmm siapa tahu aja dia makin terpesona oleh senyumku.. batinku)

“gimana sepatunya dah bersih??”
“udah bersih dong..”, jawabku pula.. masih dengan senyum yang mempesona..

waduh jadi inget semalem waktu gw mungkin dikira maling oleh si mbak ini.. lha nyuci jam setengah 1 malem, ya wajar kalo dikira “siapa” gitu.. lha wong malem2 kok ada suara-suara mencurigakan di loteng atas..

“gimana nih gatik.. besok malam ya.. apa malam ini??” lanjut si mbak ini..

waduh.. ngajakin apa nih sih mbak??, batinku.. hehe jangan-jangan.. ehmm..
klepak!! (aku tampar tuh kepalaku) “.. mak nyus..” belakangan ini makin sering aja tuh otakku baru kebuka setelah merasakan tamparan atau jitakan..

"besok aja ya mbak..” balasku sambil tersenyum kecut..

sialan.. muji-muji kirain ada apa.. ternyata ada maunya, ngomong aja langsung “bayar kosan kapan nih gatik??” kan enak.. ga perlu memancing pikiran kotorku.. (haha.. dasar emang otak gw yang kotor kali ya..) pake muji-muji gw ganteng lagi.. huh semua orang juga tahu.. dari ujung kutub utara sampai kutub selatan juga tahu kalo gw ganteng...