Jumat, 27 Juni 2008

tentang hidupku III


(dongeng tentang rembulan dan fajar)

gelap-mu pun kian pekat..
perlahan bias demi bias mulai memudar dan bisikan desir malam mulai mencekam..
perlahan mekar demi mekar mulai layu, daun hijau tersaput sayu, tunas-tunas rindu menyapa ragu, dan cercah cahaya terbelenggu kelabu..

gelap-mu pun semakin bisu..
perlahan bunyi demi bunyi mulai menjauh dan sunyi setia menggelayuti sepi..
paduan senandung malam kian lirih, sang jangkrik lelah mengerik, sang kelelawar bosan berbisik, dan sang tikus pun malas mengais..

yang gelap terganti oleh yang terang, itu sudah sewajarnya...

yang mati diganti oleh yang lahir, yang sakit diganti oleh yang sehat, yang duka diganti oleh yang tawa, yang tangis-pun diganti oleh yang suka...
manusia hidup satu kali di dunia, kalau tidak bergembira mau apa lagi? keadaan baik diterima dengan gembira, akan menjadi lebih menyenangkan. sebaliknya, keadaan buruk kalau diterima dengan gembira, akan terasa ringan!

paling penting, mengenal diri sendiri termasuk kelemahan-kelemahan dan kebodohan-kebodohan, sadar insyaf dan kembali kejalan lurus. lapang untuk menerima kenyataan, ikhlas dan rela menerima hidup...

gelap-ku pun akhirnya semakin biru..
perlahan kelam tersaput kabut..
titik bening hadir menyapa malu..
gores warna demi warna mulai berpadu..
gema pengeras surau mengalun berhias kicau burung-burung lucu..
mentari mengintip tuk menggoda semilir angin tuk berlagu..

ahh.. pagi-ku pun akhirnya hangatkan kalbu..

Tidak ada komentar: