Selasa, 10 Juni 2008

Sumber ke-Digdaya-an-Ku


“waktu kan berlalu laksana anak panah yang melesat dari busur sakti sang arjuna”

itulah salah satu rahasia sang waktu.. semua tiba-tiba saja telah berlalu, seakan tak memberi kesempatan dan jalan untuk kita memperbaiki diri dan tiba-tiba saja kita merasa semua telah terlambat.. dan insya allah, berbahagialah kita yang bijak dalam bersikap dan menyikapi “hidup”.

waktu terus berlalu.. dan tak terasa hampir 10 bulan sudah aku kembali ke pulau ini, kembali dengan satu tujuan dan satu keinginan.. memperbaiki keadaan dan belajar menyikapi hidup dengan lebih bijak..

setahun lebih.. ya hampir dalam rentang waktu itu aku mencoba terus melangkah.. bukanlah waktu yang sebentar untuk mencoba terus bertahan dan tersenyum.. namun juga bukan pula waktu yang lama untuk terus berjuang dan berkorban..

dan ternyata.. bagaimana kita bersikap dan menyikapi hidup tidak hanya tergantung dari bagaimana cara berpikir dan kekuatan kita untuk terus berlapang dada dan membuka mata tentang hidup, namun juga sangat tergantung dengan apa yang ada disekeliling kita.. dengan apa dan siapa kita berjuang, bergulat menahan digdayanya sang waktu..

syukur alhamdulillah dan segala puja puji pada illahi.. tlah dilimpahkan kepadaku segala kekuatan, segala kesabaran, segala keikhlasan, segala pemikiran, segala pemahaman, segala senyuman, dan segalanya... untuk buatku bertahan dan terus melangkah

disana..
mengalun senandung kasih seorang wanita terhebat di sepanjang hidupku dan berdiri kokoh seorang pria ter-digdaya yang pernah aku temui.. bapak dan ibuku.. karunia tersempurna dalam hidupku.. karunia yang takkan pernah pergi dari sisiku.. penjaga-ku di sepanjang waktu, dari tangisan pertamaku mengoyak fajar sampai senyuman terakhirku menghiasi malam..

disana..
my brother n his small family.. yang takkan pernah berhenti terangi dan lapangkan langkah-langkahku.. dan tentunya si kecil “gianita putri aulia rahma” ..haha melihatnya seakan aku melihat surga, tahu kenapa?? karena dia akan selalu membuat mbah kakung dan mbah putrinya selalu tersenyum.. dan akan selalu membuat ayah ibunya menjadi orang tua paling bahagia karena memilikinya..

disana..
seorang wanita.. yang selalu mengingatkanku bahwa kau harus terus melangkah dan harus semakin bijak dalam bersikap dan menyikapi “hidup” ..yang telah hadirkan masa-masa terindah dan tercantik dalam hidupku di muka bumi ini..

dan disini.. haha.. inilah kekuatan terbesarku saat ini.. “chogan” dan “pasukan ra nggenah”, pasukan yang telah mentranformasi diri dari “cengengesan” dan “anakkampoeng”, walau akan selalu menjadi anak-kampung yang sedang belajar meniti hidup merenda masa depan.. dan kalo memang aku bisa lebih bijak dalam bersikap dan menyikapi “hidup” itu tak lain juga karena aku hidup diantara manusia-manusia perkasa ini..

saat ini.. biarkan saja kuhiasi hidup dengan gaple dan segala ke”goblok”an, dan andai saja-pun aku tak pernah bisa bersikap bijak.. tapi paling tidak aku masih bisa menyikapi “hidup” dengan belajar berlapang dada dan membuka mata bahwa “hidup takkan pernah selalu bergulir seperti yang kita inginkan”.

Tidak ada komentar: