Senin, 11 Februari 2008

sisihkan waktu untuk "merenung" IX


(tentang bau nelayan dan angin laut)

senandung riak-riak way seputih menyapa.. bau nelayan dan laut pun menerpa.. diselimuti hangat yang menyengat dengan gelombang debu membentuk awan-awan kelabu di atas jalanan berbatu yang saling menggelombang tak tentu..

keringnya hawa yang membeku tak mengalun.. pengap begitu mengurung, mencipta kanopi menyengat.. keringat yang mengalir menggelitik laksana ribuan semut yang menggeratak di sekujur tubuhpun langsung menguap tersentuh panas yang kering..

kala sang mentari mulai surut dan dewi malam menyunggingkan senyum.. suara-suara kepak binatang kelam dan paduan merdu sang binatang malam menggema diantara gemetar sunyi dan sepi yang mulai mengalun.. kesunyian yang menyesakkan.. pengap dan kelam mulai mendendangkan lagu gelisah dan penasaran..

dulu.. sepertinya aku ingin melepas dan menghempaskan semua itu untuk selamanya..
dulu.. semua itu rasanya begitu menyiksa dan terasa hanya menghadirkan aroma kepedihan..
dulu.. rasanya aku begitu membencimu, dan seandainya saja aku sanggup membakar dunia dengan amarahku.. mungkin kini takkan ada lagi bumi baharimu menghiasi tepi timur hatiku yang panas membeku..


aroma sang fajar bermain-main di antara dingin angin pagi.. gema suara adzanpun terasa begitu hangat, menyenandungkan tembang syukur dan dendang keikhlasan yang membelai mesra segala sunyi dan pekat hati.. kesejukan yang mengalun sederhana dan begitu murni apa adanya..

sinar keemasan hasil kreasi sang maha besarpun menyelinap malu-malu diantara pucuk dedaunan hijau bersemburat putih.. mencoba menghibur embun pagi yang selalu saja segera dihempas debu dan asap jalanan.. kehangatan doa menyapa tanpa bertanya.. tulus pengertian berhembus tanpa meminta tuk dimengerti..

sunyi dan sepi yang menyapa.. laksana sebuah kunci sakti yang mampu membuka peti baja yang membelenggu segala pengertian dan penahaman tentang aksara-aksara agung yang tersurat di genggaman hidupku.. dan beku dan perih yang tergores di nularikupun ternyata merupakan jelmaan cawan suci yang sanggup melarutkan segala keangkuhan dan kebekuan hati yang membutakan nurani..

kini.. terselip rinduku untuk segala pengapmu..
kini.. terselip rinduku untuk segala kebekuanmu..
kini.. terselip rinduku untuk segala dendammu..

kini.. terselip rinduku untuk berdendang bersamamu..
mengalunkan tembang tentang doa dan keihlasan.. membisikkan puji-pujian tentang kesejukan dan kemesraan hati yang bertasbihkan sabar dan tawakkal.. dan melagukan wasiat tentang kerendahan dan kenistaan diri yang berselimut benci dan emosi..

from : "dendang rindu untukmu"
anonim

Tidak ada komentar: