Senin, 18 Februari 2008

dendang nada sosok dalam kenangan..

astaghfirullah.. hanya itu yang sanggup jiwaku bisikkan.
saat tak sengaja kulihat keindahan itu.. saat itu pula mata ini tak rela sekejappun kehilangan anggun sosok dalam kenangan itu.. di saat itu pula dada ini bergemuruh, bergejolak dan melambungkan jiwa ini..

mahkota gelap mengalun bergelombang.. anggun menaungi mata bening berselimut rindu yang bersembunyi dibalik sepasang kaca bening. kulit halus putih susu bersemu merah.. menyimpan lesung pipi yang menghiasi bibir elok merekah nan indah.

sedetik selanjutnya.. satu demi satu tulang penjaga raga ini seperti dilolosi.. dan lepaslah semangat dan daya raga jiwa ini.. terbang dihempas anggun sosok dalam kenangan itu..

keindahan itu semakin lekat di kedua bola mataku.. rambut itu.. mata itu.. sepasang kaca itu.. indah sosok itu.. semakin membuat dada ini bergemuruh bergejolak semakin membuncah.. terlukis keindahan yang mempesona.. mungkinkah??

sedetik selanjutnya..
astaghfirullah.. dan akupun hanya bisa tersenyum.. putih semburat merah kulit wajah itu.. bulat oval berhias sepasang mata bening itu.. sunggingan senyum mempesona dari bibir elok itu.. gemulai langkah sosok anggun itu.. mendendangkan nada yang asing, meskipun tetap semerdu dan seelok alunan nada dalam kenangan itu..

kubisikkan sebait kalimat pada jiwa yang mengiringi langkahku, dan kudapatkan jawab “ayo.. kejar saja..” ehmm.. sosok itu ternyata nyata.. sosok indah dari darah dan daging.. seandainya saja sosok itu adalah jelmaan sosok dalam kenangan itu..

dan masih kutatap dengan lekat saat sosok dewi rindu itu menengok ke arahku.. saat itu pula kudapatkan sebuah jawab.. “aku kembali terjatuh untuk kesekian kalinya..”

Tidak ada komentar: