(after a long time)
Sebuah sajak dari Sapardi Djoko Darmono, sajak yang katanya cukup mengesankan bagi banyak orang..
‘aku ingin’
aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
dengan kata
yang tak sempat disampaikan kayu kepada api
yang menjadikannya abu
aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat
disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada
cinta seperti apa yang sanggup se-sederhana seperti itu, cinta siapakah pula yang sanggup semurni itu, mudah saja kita klaim bahwa cinta kita murni, cinta kita tulus, dan cinta kita apa adanya..
yaa.. cinta kita akan sewajarnya dan apa adanya, sederhana, tanpa terucap, atau bahkan tanpa isyarat.. tapi itu kapan?? itu hanya saat cinta kita bertaut dan menyatu, merasa dingerti dan dipakami..
tapi coba apa kata mereka saat cinta mereka terbentur karang atau bertepuk sebelah tangan?? saat cinta merasa patah atau terabaikan?? apakah masih sanggup cintanya bersajak se-sederhana itu.. aku sangsi itu..
tapi.. jujur, inilah salah satu sajak tercantik yang pernah aku nikmati, karena cinta yang sejatinya cinta adalah cinta yang sederhana, tanpa harap berbalas, dan sewajarnya saja.. aku mencintaimu, karena aku memang mencintaimu. TITIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar