Perjalanan via Ciawi berjalan mulus, sampe akhirnya menjelang Lido K2779DD terkapar karena insiden ‘ban bocor’, yang kemudian disusul B2670SKS (di tempat yang sama). Lepas Cicurug yang selalu saja macet, masuk jalur alternatif Cikidang yang aduhay cantiknya -jalan berkelok2 naik turun, hembus udara segar dengan hamparan hijau perkebunan- di jalur ini kembali terjadi insiden, ‘bensin habis’ dari K2772DD, bisa dibilang rada-rada tolol juga siy.. haha.. (seumur hidup si red arrow baru kali ini kejadian habis bensin). Akhirnya setelah dapet suplay bensin dari manusia hitam (baca: toy), berhasil kita meluncur turun mencapai Kota Pelabuhan Ratu sekitar pukul 11.00 wib, tentunya pake diselingi insiden ganti ban dari B2670SKS yang kembali bocor.
Sekitar 80 km ke arah selatan, itu jalur yang masih harus ditempuh dari Kota Pelabuhan Ratu.. jalur ini ternyata lebih gila dari jalur Cikidang, namun cantiknya juga tak kalah mempesona.. --subhanallah.. coba kalian disana, diterpa hembus segar pegunungan dengan hijau membentang di sekeliling, dihias kelok jalanan bersisi tebing dan ngarai, ckckck...--, setelah mengisi perut dengan nasi merah (yah.. lumayanlah buat menganjal perut dan menawarkan lelah dan kantuk) kami lewati Kiara Dua dan Surade sebelum akhirnya sampe di Ujung Genteng pada pukul 14.25 wib.
Pertama kita putuskan mencari penginapan, tapi ternyata semua ‘full book’ (musim libur memang musim berwisata) sampe akhirnya kami dapatkan penginapan di wisma koboi yang letaknya sekitar 3 km dari pusat penginapan. Tapi ternyata disitu kerennya, jalan menuju wisma koboi sangat menantang, hanya jalan setapak selebar 2 jengkal yang akan sangat becek dan licin saat hujan, namun tepat di depan wisma terbentang pasir putih dengan ombak khas pantai selatan, dan tak jauh dari wisma (sekitar 1 km) terletak penangkaran penyu..
Sore itu juga kami langsung turun kasur, serbuuu.. maen air sepuasnya ditemani para nelayan yang sedang mengail ikan dan ombak serta sunset pantai pangumbahan. Malam menjelang kembali ke wisma, yang tiada henti-hentinya diterjang deru angin barat yang berhembus kencang (gaswat niy, ga hati-hati bisa-bisa ke Ujung Genteng cuma buat masuk angin doang), dan setelah menikmati makan malam dengan telor dadar dan ikan pari (tentunya ikan parinya ga aku sentuh sama sekali hehe..) seperti malam-malam minggu biasanya, pertempuran (baca: gaple)-pun dimulai, dan ternyata malam itu bukanlah-lah malam-ku, reputasi-ku semakin ternoda...
Esoknya, setelah tidur sekitar 3.5 jam, sekitar pukul 06.00 wib kita putuskan buat ke kota -Surade, 22 km dari Ujung Genteng- mencari suplay makanan dan mencoba melihat view yang lain. Curug Cikaso, itulah tujuan selanjutnya, tapi karena sang negosiator gagal dan kurang sreg dengan sikap si tukang perahu (baca saja tukang perahu gelap) kita putuskan
saja ngacir, daripada ribut-ribut ga ada gunanya.. setelah menambah suplay makanan di indomaret, sekitar pukul 10.00-an kita balik lagi ke Ujung Genteng, --saatnya membalas dendam kekalahan semalam--
Sampe akhirnya kita mati langkah harus lewat jalan mana, untung lewat ojek-er yang juga mau ke penangkaran, “jebakan lumpurnya ada di sisi kanan kiri kubangan, dan jalan yang bener ternyata ya lewat tengah-tengah kubangan”, itu teoremanya.. yang satu setengah jam kemudian terbukti sebagai teorema ngawur.
Saat pulang ini kembali terjadi insiden konyol, saat di tengah jalan turun hujan tiba-tiba, yang bene-bener deres buangedd.. lintang pukang-lah kita berlima kaya di kejar kuntilanak lewat jalan setapak yang sangat licin sambil menahan sengatan air hujan yang laksana peluru menerpa wajah dan mata, ditambah lagi kondisi kanan kiri semak dan pohon yang gelap dan hanya bermodal lampu motor.. penuh kekonyolan-lah malam nge-liat penyu kemaren hehe.. never ending story. Sekitar pukul 22.00 wib sampe wisma dengan basah kuyup, setelah bertempur sampe jam 23.30an kita putuskan istirahat sebagai bekal perjalanan pulang esok-nya.
6 komentar:
hoii brooo...pengen disana terus euy,,,
ga usah banyak mikir.. ayo touring kesana lagi..
Jadi nelayan aja Bos kita....Kawus gue bos....badan pegel2....tapi mantaf....Hueueueeeee....
next kemana kita?? lampung atau pangandaran??
ke pekanbaru aja Bos....huahahhaaaa
coba si "dia" blom balik ke jakarta, pasti aku mau..
Posting Komentar