Rabu, 24 Desember 2008

menutup 2008

tak lama lagi, terlewat tahun 2008.. masih teringat dulu saat mengawali tahun ini, membawa segala beban dan gelisah. terpikir, “2008” tahun yang akan sangat melelahkan, dan itu kenyataannya, memang sangatlah melelahkan..

kini, saat menjelang tutup tahun 2008, terpikirkan.. bahwa inilah tahun yang indah, dengan segala cerita dan likunya. segala beban perlahan mulai terasa ringan, segala tanya mulai menemukan titik terang.. dan aku mulai sanggup memandang segalanya dengan wajar apa adanya.. yang illah kehendaki, itulah yang terbaik untukku..

tahun 2008, salah satu tahun yang bagiku sangatlah special, bahkan teramat special.. kutemukan cerita, kutemukan cinta, kutemukan kuat, kutemukan bahagia.. dan kutemukan jawaban bahwa aku tak kehilangan apapun.. innalillahi wainnaillaihi rajiuun.. semua berawal dari illah, dan pasti akan kembali ke illah..

entah apa yang akan menunggu esok dan nanti, insya allah telah tergaris, tinggal bagaimana aku belajar memaknainya.. mencoba untuk lebih baik dalam hidup, menggapai kembali semua yang terlupakan.. belajar menata hati untuk kembali ingat pada sang penguasa fana.. lillahi ta’ala..

“alhamdulillah”, untuk yang telah terlewat..
“bismillah”, untuk yang menghadang..
“lillahi ta’ala”, semua kusandarkan pada illahi rabbii..

Selasa, 23 Desember 2008

entah

timbul ragu
jalan ini??
cerita ini??
terlalu banyak duka..
terlalu banyak tanya..

teriakkan tanya
bertanya apa??
kepada siapa??
berbalut liku..
berbalut kelabu..

diamkah??
temaram dan kabur..

letihkah??
aku memang letih
atau..
kembali melangkah??
terpikir bertemu sepi

doa apa?
diam mana??
langkah mana??
temaram dan kabur..

entahlah..
terlalu lelah..
terlalu luka..

cerita tentang kau

dalam lautan sepiku kau kembara..
di batas sunyiku berteduhmu..

sepenggal bait dari sajak penghias labirin lazuardi. rasanya pantaslah kupersembahkan padamu, yang senantiasa hiasi dongeng dan ceritaku...

aku tau kau tak tercipta untukku.. aku tau pula aku tak pantas untukmu, bahkan hanya sekedar berharap senyummu.. dan aku tau pula kau terlampau tinggi, bahkan hanya sekedar mengenang aromamu..

tak perlu kulihat binar matamu..
tak perlu pula kulihat segar senyummu..
dan tak perlu pula kudengar lembut suaramu..

cukuplah saja..
cukuplah seperti ini..
cukuplah mengenangkan kau tersenyum..

Rabu, 17 Desember 2008

sketsa wajah buram, by ebiet g. ade

salah satu karya ebiet g. Ade yang sangat berkesan untukku.. dari sekian banyak karya-karya briliannya, “sketsa wajah buram” merupakan salah satu dendang syair dan instrumen yang paling mengena, dengan syair khas ebiet dan iringan nada yang terbalut dalam kesederhanaan..

sketsa wajah buram”

sketsa wajah goresan pensil
menyeretku ke gerbang mimpi
melayang jauh ke masa silam
ketika tubuhmu luruh jiwapun terbang

seiring kepak burung elang
wangi cintamu membiusku
aku menggigil karna terbakar
deburan ombak memisahkan kita

kerap kupanggili namamu
lewat helaan nafas dalam
angin tolong bawa aku terbang
jauh melewati batas angan
agar aku dapat terus bermimpi
.....

sketsa wajah yang mulai buram
digilas cuaca dan usia
waktu tertatih namun terus berputar
namamu lekat tak pernah hilang

kerap kupanggili namamu
lewat helaan nafas dalam
angin tolong bawa aku terbang
jauh melewati batas angan
agar aku dapat terus bermimpi
untuk membuktikan bahwa cintaku
kekal abadi.. kekal abadi.. kekal abadi..

kitab usang bersampul pudar

tersadar lewat lelap
kulirik weker..
masih pertiga malam
pelan terbersit niat..
pun tiada rugi

kubasuh untuk-Mu
kuhadapkan wajah..
lama nian
kupejamkan mata..
liku jalan tak terperi

****

dendangkan lagu-Mu
aku ingin kembali
aku ingin kembali

cukupkan kelana sepi..

kuraih kitab usang
bersampul pudar
berselimut pendar

lama nian tak bersandar..

berhias linang air mata
harum lapuk menyapa
damai rindu menghamba

lama nian tak bernada

sanggupkan aku pulang
sanggupkan aku ulang

sanggupkan aku, Tuhan..

Sajak dari Sapardi Djoko Darmono

(after a long time)

Sebuah sajak dari Sapardi Djoko Darmono, sajak yang katanya cukup mengesankan bagi banyak orang..

‘aku ingin’

aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
dengan kata
yang tak sempat disampaikan kayu kepada api
yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat
disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada

cinta seperti apa yang sanggup se-sederhana seperti itu, cinta siapakah pula yang sanggup semurni itu, mudah saja kita klaim bahwa cinta kita murni, cinta kita tulus, dan cinta kita apa adanya..

yaa.. cinta kita akan sewajarnya dan apa adanya, sederhana, tanpa terucap, atau bahkan tanpa isyarat.. tapi itu kapan?? itu hanya saat cinta kita bertaut dan menyatu, merasa dingerti dan dipakami..

tapi coba apa kata mereka saat cinta mereka terbentur karang atau bertepuk sebelah tangan?? saat cinta merasa patah atau terabaikan?? apakah masih sanggup cintanya bersajak se-sederhana itu.. aku sangsi itu..

tapi.. jujur, inilah salah satu sajak tercantik yang pernah aku nikmati, karena cinta yang sejatinya cinta adalah cinta yang sederhana, tanpa harap berbalas, dan sewajarnya saja.. aku mencintaimu, karena aku memang mencintaimu. TITIK